Sabtu, 15 November 2008

Soal UN Matematika

Soal Matematika Tk MTs

HIMPUNAN, BILANGAN, DAN OPERASI ALJABAR

I. Himpunan

Himpunan adalah kumpulan benda-benda dan unsur-unsur yang telah didefinisikan dengan jelas dan juga memiliki sifat keterikatan tertentu.

Macam-macam himpunan

1. Himpunan berhingga ® himpunan yang jumlah anggotanya bisa dihitung.

Contoh :

A = { bilangan prima kurang dari 10}

= {2, 3, 7, 11}

2. Himpunan tak berhingga adalah himpunan yang jumlah anggotanya tidak bisa dihitung atau tidak terbatas.

Contoh :

B = { bilangan asli }

= {1, 2, 3, 4, 5, ...}

3. Himpunan kosong adalah himpunan yang tidak memiliki anggota.

Contoh :

C = { bilangan asli negatif}

= { } = Æ

4. Himpunan semesta adalah himpunan dari semua obyek yang sedang dibicarakan. Himpunan semesta ditulis dengan simbol S.

Contoh :

D = {1, 3, 5}

Maka himpunan semestanya bisa berupa :

S = { bilangan asli}

S = { bilangan ganjil }, dan sebagainya.

Î = elemen / anggota / unsur himpunan

Contoh :

A = {1, 2, 3, 4, 5}

1 Î A, 3 Î A, dsb.

Operasi pada himpunan

1. Komplemen

Ac = A komplemen

(Ac)c = A ((Ac)c)c = Ac

2. Irisan

A = {1,2,3,4,5}

B = {2,3,5,7,9}

A Ç B = {2,3,5}

3. Gabungan

A = {2,4,6}

B = {4,6,8}

A È B = {2,4,6,8}

Himpunan bagian

Himpunan A disebut himpunan bagian dari B apabila semua anggota A merupakan anggota B.

Contoh :

A Ì B = A anggota himpunan bagian dari B

Contoh :

Jika A = {1,2}

Maka himpunan bagiannya : { }, {1}, {2}, {1,2}

Banyaknya himpunan bagian dari A :

2n(A) = 22 = 4

n(A) = Banyaknya anggota himpunan A

Sifat-sifat pada himpunan

1. A Ç B = B Ç A

2. A È B = B È A

3. (Ac)c = A

4. A Ç ( B Ç C ) = ( A Ç B ) Ç C

5. A È ( B È C ) = ( A È B) È C

6. A Ç ( B È C) = ( A Ç B ) È ( A Ç C )

7. A È ( B Ç C ) = ( A È B ) Ç ( A È C )

8. ( A Ç B )c = Ac È Bc

9. ( A È B )c = Ac Ç Bc

10. n( A È B ) = n(A) + n(B) – n( A Ç B )

II. Pembagian Jenis bilangan

Bilangan rasional =bilangan yang bisa dinyatakan dengan a, b Î bulat, b K0

Contoh : 2, 5, , dsb

Bilangan irasional

Contoh : log 2, p, dsb

Bilangan asli = bilangan bulat positif

A = {1,2,3,4,5,…}

Bilangan cacah = bilangan bulat tidak negatif

C = {0,1,2,3,4,5,…}

III. Operasi Aljabar

1. Sifat distributif

a ( b + c) = ab + ac

(a + b)(c + d) = a (c + d) + b (c + d)

= ac + ad + bc + bd

2. Kuadrat jumlah dan selisih

(a + b)2 = a2 + 2ab + b2

(a – b)2 = a2 – 2ab + b2

3. Selisih dua kuadrat

a2 – b2 = (a – b)(a + b)


SOAL-SOAL



1. Dari sekelompok anak terdapat 15 anak gemar bulu tangkis, 20 anak gemar tenis meja, dan 12 anak gemar keduanya. Jumlah anak dalam kelompok tersebut adalah…

A. 17 orang

B. 23 orang

C. 35 orang

D. 47 orang

2. DitentukanBanyaknya anggota himpunan dari A adalah…

A. 3

B. 4

C. 5

D. 6

3. Jika P = {bilangan prima kurang dari 20}

Q = {bilangan kelipatan 3 kurang dari 20}

Maka irisan P dan Q adalah...

A. {3}

B. {3,15}

C. {1,3,15}

D. {1,3,9,15}

4. Himpunan A = {2,3,4,6,12} dapat dinyatakan dengan notasi pembentuk himpunan menjadi…

A. {x çx >1,xÎ bilangan asli}

B. {x çx >1,xÎ bilangan cacah}

C. {x çx >1,xÎ bilangan faktor dari 12}

D. {x çx >1,xÎ bilangan kelipatan dari 12}

5. Dalam suatu kelas terdapat 47 siswa, setelah dicatat terdapat 38 anak senang berolahraga, 36 anak senang membaca, dan 5 orang anak tidak senang berolahraga maupun membaca. Banyak anak yang senang berolahraga dan senang membaca adalah…

A. 28 anak

B. 32 anak

C. 36 anak

D. 38 anak

6. Dari 42 siswa kelas IA , 24 siswa mengikuti ekstrakurikuler pramuka, 17 siswa mengikuti PMR, dan 8 siswa tidak mengikuti kedua ekstrakurikuler tersebut. Banyak siswa yang mengikuti kedua kegiatan ekstrakulikuler adalah…

A. 6 orang

B. 7 orang

C. 9 orang

D. 16 orang

7. Seseorang mendapat tugas menyalakan senter setiap 8 detik sekali, dan orang kedua bertugas menyalakannya setiap 12 detik sekali. Bila kedua orang tersebut mulai menyalakannya pada saat yang sama, maka kedua orang tersebut akan menyalakan secara besama untuk ketiga kalinya setelah…

A. 20 detik

B. 36 detik

C. 48 detik

D. 96 detik

8. Hasil dari 53,56-36,973 adalah

A. 17,487

B. 16,587

C. 16,477

D. 15,587

9. Persediaan makanan ternak 50 sapi cukup untuk 18 hari. Jika sapi bertambah 10 ekor, maka makanan itu hanya cukup untuk …

A. 13 hari

B. 14 hari

C. 15 hari

D. 17 hari

10. (a + b)6 = a6 + pa5b + qa4b2 + ra3b3 + sa2b4 + tab5 + b6.

Hasil dari 5p + 7q adalah…

A. 135

B. 90

C. 47

D. 40

11. Kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dari bentuk aljabar 6a2b3 dan 8a4b2 adalah...

A. 24 a2b2

B. 24 a4b3

C. 24 a6b5

D. 24 a8b6

12. Himpunan semua faktor dari 20 adalah...

A. {1,2,4,5,10,20}

B. {1,2,4,10,20}

C. {1,2,4,5,20}

D. {2,4,5,10,20}

13. Untuk menjahit satu karung beras diperlukan benang sepanjang 5 m. Maka untuk menjahit 120 karung diperlukan benang sepanjang...

A. 60 m

B. 120 m

C. 600 m

D. 620 m

14. Jika (2x + 3y)(px + qy) = rx2 + 23xy + 12y2. Maka nilai r adalah...

A. 3

B. 4

C. 10

D. 15

15. Salah satu faktor dari 6x2 + x – 5 = 0 adalah...

A. (x + 1)

B. (x – 1)

C. (2x – 5)

D. (3x + 5)

16. Jika suhu suatu cairan berubah dari – 10oC menjadi 3oC, maka kenaikan suhu itu adalah…

A. 13oC

B. 7oC

C. – 7oC

D. – 13oC

17. Untuk membuat 5 potong kue diperlukan ½ kg gula. Jika banyak gula yang tersedia 2 kg, maka dapat dibuat kue sebanyak...

A. 10 potong

B. 20 potong

C. 25 potong

D. 30 potong

18. Pengertian perbandingan berbalik nilai terdapat dalam pernyataan...

A. banyak barang yang dibeli dan jumlah uang untuk membayar

B. kecepatan bus dan waktu tempuh

C. jarak dan waktu tempuh suatu kendaraan

D. banyak karyawan dan upah yang diberikan kepada karyawan itu

19. Amir dan Bayu sedang dalam perawatan dokter yang sama. Amir memeriksakan diri ke dokter tiap 3 hari sekali, sedangkan Bayu setiap 5 hari sekali. Pada tanggal 25 April 1996 keduanya memeriksakan diri secara bersama-sama. Pada tanggal berapa Amir dan Bayu memeriksakan diri secara bersama-sama untuk kedua kalinya…

A. 28 April 1996

B. 30 April 1996

C. 10 Mei 1996

D. 11 Mei 1996

20. Seorang pemborong bangunan memperkirakan pekerjaannya dapat diselesaikan dalam waktu 6 bulan dengan pekerja sebanyak 240 orang . Bila pekerjaan itu akan diselesaikan dalam waktu 10 bulan, maka banyak pekerja yang diperlukan adalah…

A. 24 orang

B. 40 orang

C. 144 orang

D. 200 orang

21. Sebuah bus berangkat dari Jakarta pada hari sabtu pukul 17.15 menuju Yogya melalui Semarang yang berjarak 560 km. Dari Jakarta ke Semarang bus melaju dengan kecepatan rata-rata 45 km/jam ditempuh dalam waktu 10 jam. Di Semarang bus berhenti selama 1 jam, kemudian melaju lagi menuju Yogya dengan kecepatan rata-rata 50 km/jam. Pada hari dan pukul berapa bus itu akan tiba di Yogya?

A. Hari Sabtu pukul 06.27

B. Hari Minggu pukul 04.27

C. Hari Minggu pukul 06.27

D. Hari Senin pukul 05.27

22. Dengan mengendarai sepeda motor, Tono berangkat dari kota A menuju kota B pada pukul 10.30 dengan kecepatan rata-rata 60 km/jam. Pada saat yang sama Amir mengendarai sebuah mobil dari kota B ke kota A dengan kecepatan rata-rata 80 km/jam . Jika jarak kedua kota tersebut 560 km, maka mereka akan bertemu pada pukul…

A. 13.00

B. 13.30

C. 14.00

D. 14.30

23. Penduduk suatu perkampungan diketahui ada 182 jiwa berusia kurang dari 40 tahun, 128 jiwa berusia lebih dari 20 tahun, sedangkan 85 jiwa berusia di antara 20 dan 40 tahun. Banyak penduduk di perkampungan itu adalah...

A. 395 jiwa

B. 200 jiwa

C. 225 jiwa

D. 185 jiwa

Minggu, 09 November 2008

Pendidikan Gratis

Pendidikan Gratis di Sulawesi Selatan atau Terpaksa Gratis

Oleh : Muhammad Yusuf, S.Ag., M.Pd.


Saat ini di Sulsel sedang menghadapi sebuah gebrakan baru, terkait dengan program pendidikan gratis yang telah dicanangkan oleh Pemprov Sulsel dan bekerja sama dengan 23 Pemkab/Pemkot wujud dari janji politik pada saat kampanye menuju kursi gubernur. Hal itu disebabkan oleh adanya tarik ulur antara pihak eksekutif dan legislatif yang ada di DPRD Sulsel. Yang implementasinya dilapangan/pada tingkat Sekolah atau Madrasah ternyata tidak seperti yang kita bayangkan, hal ini terbukti dari proses perjalanannya mulai dari sosialisasi ke sosialisasi yang lain terjadi pengurangan yang pada akhirnya jumlah siswa yang merupakan dasar penentuan alokasi anggaran ternyata dikurangi hingga 50%. Nah lalu apanya yang gratis? Menurut kami kalau Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan mencanangkan Pendidikan Gratis itu artinya semua item kegiatan sekolah/madrasah yang diarahkan kepada peningkatan kapacity building dibiayai oleh Pemerintah. Pada kenyataannya Pemerintah Pemprov Sul Sel kelihataannya tidak punya banyak duit untuk memenuhi janji tersebut. Sementara masyarakat sudah terlanjur beranggapan bahwa semua item kegiatan di sekolah atau madrasah sudah gratis.

Penyebabnya adalah tambahan biaya pendidikan gratis dalam APBD Perubahan 2008 dan menurut eksekutif anggaran tersebut dimasukkan ke dalam belanja tidak langsung. Tetapi usulan itu ditolak dengan alasan bahwa kalau anggaran bersifat tidak langsung, maka pertanggungjawabannya sangat sulit dan tidak bisa diukur kinerja penggunaan anggaran itu.

Pihak dewan yang tergabung dalam panitia anggaran DPRD Sulsel, mengusulkan agar pemerintah daerah perlu membuat Peraturan Daerah (Perda) tentang pendidikan gratis itu. Alasannya kalau payung hukumnya adalah Perda, maka semua pihak bisa mengukur kinerja penggunaan anggaran yang menggunakan ratusan milyaran itu.

Sebagai ilustrasi, di Kabupaten Pangkep Sulsel merupakan salah satu daerah yang pertama menerapkan pendidikan gratis di Sulsel. Dalam kurun waktu tiga tahun itu, Pemkab Pangkep hanya menggunakan acuan SK Bupati sebagai payung hukum dalam program pendidikan gratis tersebut. Kini, pemerintah setempat sedang menggodok untuk melahirkan perda sebagai kesempurnaan dari SK Bupati tersebut.

Yang menjadi perbedaan adalah program pendidikan yang dicanangkan oleh Bupati Bantaeng HM. Nurdin Abdullah, bukan merupakan sebuah program pendidikan gratis akan tetapi subsidi pendidikan berkualitas. Artinya program tersebut lahir setelah beliau menganalisis persoalan mendasar tentang kondisi riil sekolah/madrasah dan dari hasil analisis beliau nantinya akan menentukan arah dan bentuk subsidi yang layak untuk membuat sekolah atau madrasah berkualitas. Justru yang berbeda dengan Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo. Program pendidikan gratis merupakan bahan kampanye dan mengantarkan beliau duduk sebagai orang nomor satu di Sulsel. Yah asal jadi deh.

Karena merupakan bahan kampanye, publik sangat menuntut dimana dan bagaimana realisasi janji tersebut diimplementasikan. Apalagi di DPRD Sulsel terdiri dari beberapa legislator yang berbeda partai, ada yang mendukung dan bahkan ada yang ingin menjegal program pendidikan gratis.

Kalau mau jujur, sebenarnya program pendidikan gratis bisa saja diterapkan secara keseluruhan tanpa ada perda yang mengatur, seperti yang dilakukan oleh Pemkab Pangkep dan Bantaeng. Setelah berjalan beberapa tahun, dapat dilakukan revisi atau penyempurnaan dari peraturan sebelumnya, kalau dianggap bahwa peraturan gubernur ditemukan berbagai kelemahan.

Tetapi kalau program tersebut masih digiring ke dalam muatan politik, maka sampai kapanpun persoalan alokasi anggaran pendidikan gratis tidak bisa mendapat titik temu. Apalagi pihak legislator berbicara mengenai kinerja dalam konteks politik, sementara pihak eksekutif ingin mewujudkan program pendidikan gratis karena merupakan kontrak politik kepada rakyat Sulsel.

Rabu, 05 November 2008

All about Bantaeng

Madrasah, Kualitas dan Pemenuhan Standar Nasional Pendidikan

Oleh : Muhammad Yusuf, S.Ag., M.Pd.

Bantaeng; Rabu, 22 Oktober 2008.

Pengukuhan Pengurus Komite sekolah MTs GUPPI Biangloe Kabupaten Bantaeng Masa Bakti 2008-2011 oleh Bapak Bupati Bantaeng (DR. Ir. H.M. Nurdin Abdullah, M.Agr.) memberikan sebuah harapan baru bagi pengembangan dan peningkatan mutu madrasah secara umum di Kabupaten Bantaeng. Hal ini terbukti setelah sekian lama polemik antara Madrasah di bawah naungan Departemen Agama dan Sekolah Umum dibawah naungan Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Bantaeng, dimentahkan dengan sebuah komitmen Sang Bupati Bantaeng bahwa “Insya Allah mulai Tahun 2009 tidak ada lagi perbedaan antara Madrasah dan Sekolah Umum” semua harus bersinergi, bangkit dan mengenjot standar proses untuk meningkatkan kuatitas pendidikan di Kabupaten Bantaeng.

Madrasah dan sekolah umum bagi sebagian masyarakat tidak ada bedanya. Kalau pun ada perbedaannya itu hanya sedikit. Intinya, yang penting ialah bagaimana agar siswa dapat melanjutkan pendidikan. Sehingga ilmu yang diperoleh di tingkat dasar misalnya dapat dilanjutkan di tingkat pendidikan menengah pertama atau pendidikan lanjutan atas, begitu pula di tingkat ibtidaiyah, tsanawiyah hingga aliyah.

Kendati penilaian secara umum menunjukkan suatu intensitas yang sama, tapi dalam kaca mata kita (muslim…Red) madrasah cukup banyak berperan dalam membina kepribadian anak. Kenapa? Karena dalam dunia pendidikan di madrasahlah yang banyak-banyak mengajarkan pengetahuan agama Islam, sebagai salah satu bekal dalam pembentukan intelektualitas muslim dan kepribadian anak.

Muhammad Yusuf, S.Ag., M.Pd., dalam Sambutannya pada Acara Pengukuhan Pengurus/anggota Komite MTs GUPPI Biangloe (22/10/2008), mengatakan bahwa madrasah merupakan lembaga pendidikan agama Islam dimana 100% Struktur Kurikulum Pendidikan Umum diimplementasikan dan ditambah Pendidikan Agama Islam, Lembaga yang dalam sejarah sangat konsisten mensukseskan pencapaian tujuan pendidikan nasional, melahirkan intelektual-intelektual bermoral, karena nilai-nilai keagamaan sangat subur dalam sistem pendidikan yang juga menjadi media perjuangan, untuk mempertahankan ajaran-ajaran Islam, secara fundamental (mendasar).

Muhammad Yusuf; selanjutnya menilai, seharusnya proses pembelajaran dan pendidikan yang dianut sistem madrasah, dilestarikan dan dikembangkan dengan memberikan porsi perhatian yang seimbang khususnya pada Pemerataan dan Pemenuhan Guru PNS/Kontrak untuk setiap mata pelajaran di Madrasah, mengingat perannya yang sangat krusial. Dia mencontohkan, di Kabupaten Bantaeng ini, keberadaan madrasah seakan termarginalkan (diposisikan Abu-Abu) dari kebijakan pemerintah se tempat, dalam pengembangannya belum disetarakan dengan sekolah umum dalam orientasi dan implementasi konsep “Cerdas”, hanya dengan alasan Madrasah itu berada di bawah naungan Departemen Agama. Pada hal siswa(i) yang belajar di Madrasah adalah Putra(i) orang Bantaeng yang secara aktif memberikan konstribusi pada APBD Kabupaten Bantaeng.

Konsep ‘Cerdas’ yang dimaksudkan ialah, mengimplikasikan sistem pendidikan yang komprehensif dalam membangun dunia pendidikan, khususnya meningkatkan ilmu pengetahuan (iptek), maupun iman dan taqwa (imtaq). Tidak masuknya madrasah dalam konsep 'Cerdas' merupakan pengingkaran terhadap undang-undang (UU) sistem pendidikan nasional (Sisdiknas) Nomor 20 Tahun 2003, Bab III tentang prinsip penyelenggaraan pendidikan (pasal 4) disebutkan, pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan, serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa (ayat 1).

Ahmad Karim, yang juga Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Bantaeng mengatakan, diskriminasi terus saja mewarnai dunia pendidikan saat ini. Padahal dalam UU Sisdiknas Pasal 11 ayat 1 disebutkan ‘’Pemerintah pusat dan pemerintah daerah, wajib memberikan layanan dan kemudahan, serta menjamin terselenggaranya pendidikan bermutu, bagi warga negara tanpa diskriminasi.

Merujuk pada ketentuan di atas, seharusnya madrasah juga harus menjadi bagian dari realisasi dikukuhkannya Pengurus/Anggota Komite MTs GUPPI Biangloe hari ini. Pengurus/Anggota Komite, Pemerintah Daerah dan Departemen Agama harus duduk bersama melahirkan sebuah Kesepakatan untuk memenuhi 8 Standar Nasional Pendidikan di Kab Bantaeng, guna memacu peningkatan potret kualitas dan kuantitas pendidikan pada sekolah Umum dan Madrasah.

Alangkah naifnya bila madrasah, lembaga pendidikan Islam sebagai 'dapur' utama menciptakan dan melahirkan generasi berakhlakul karimah yang menjadi pondasi kemajuan bangsa, tidak mendapatkan perhatian dalam kapasitasnya sebagai lembaga pendidikan yang jelas-jelas memiliki hak, untuk diperlakukan sama tanpa diskriminasi (perbedaan), sebagaimana termaktub dalam UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003.

Peran Madrasah

Jika kita mencermati peran lembaga pendidikan saat ini, peran madrasah tak terkecuali. Peran madrasah untuk menjadikan negeri ini sebagai satu kesatuan yang religius sangat jelas. Lembaga pendidikan Islam ini menawarkan konsep pendidikan prinsipil (paling dasar), terhadap pemahaman tentang ajaran Islam, yang mewajibkan semua umatnya berakhlak mulia. Dalam sebuah hadis Nabi Muhammad SAW menegaskan bahwa, misi pertama dirinya diutus ke dunia, yakni memperbaiki dan menyempurnakan akhlak mulia, dan wadah interpretasinya adalah madrasah.

Ketika peran madrasah dimarginalkan, bisa dipastikan implikasi (dampak) negatifnya akan menjadi 'wabah' yang merusak sendi-sendi kehidupan sosial di tengah-tengah masyarakat sebagai konsekuensi tidak kuatnya, atau melemahnya peranan madrasah, sehingga terjadi dekadensi (keterpurukan) moral bangsa kita, karena dipimpin dan dihuni orang-orang yang tidak berakhlak mulia.

Karena itu, di dalam pemahaman literatur Islam, disebutkan bahwa adab (akhlak yang baik), kedudukannya lebih penting, ketimbang ilmu. Fakta menjawab dengan jelas, karena tidak amanahnya para pemimpin bangsa Indonesia, dalam memandu negara ini, kehancuran dan bencana menjadi bagian dari pemandangan mata kita setiap hari, bahkan mungkin pernah kita rasakan.

Akibat Termarginalisasi

Kenapa guru madrasah berkualitas rendah dan dana pendidikan bagi madrasah Indonesia sangat ‘sempit’? Hal ini kiranya tidak dapat dipisahkan dari pemosisian madrasah itu sendiri dalam belantara pendidikan kita.

Ki Supriyoko dalam artikel yang berjudul Masa Depan Madrasah di Indonesia mengatakan, selama ini posisi madrasah berada pada wilayah marginal. Sejak republik ini berdiri rasanya belum pernah madrasah menempati posisi sentral dalam sistem pendidikan nasional. Selama ini madrasah tidak pernah menjadi main paper dalam wacana dan kiprah pendidikan nasional. Sepertinya madrasah tidak lebih dari suatu komplomen yang eksistensinya yang tidak mutlak diperlukan. Hal ini sangat disayangkan karena sebenarnya madrasah mempunyai peran yang signifikan dalam pencerdasan bangsa.

Labih daripada itu banyak praktisi madrasah yang merasakan adanya perlakuan kurang adil dari pemerintah terhadap dunia kemadrasahan. Soal dana, soal pemanfaatan lulusan, dan sebagainya, cenderung berpihak pada sekolah umum daripada madrasah.

Keadaan tersebut, kata Wakil Presiden Pan-Pacific Association of Private Education, Tokyo itu, barangkali banyak benarnya, walaupun tidak secara mutlak. Hal itu terjadi antara lain disebabkan karena banyak madrasah yang berkembang di negeri kita sekarang ini tidak lebih dari sekedar imitasi dari sekolah umum yang diberi label agama.

Artinya secara substantif pendidikan yang berlangsung di madrasah (tidak termasuk pendidiikan di pesantren pada umumnya) hanya “tiruan” dari pendidikan yang berlangsung di sekolah; hanya saja dibagian luar saja dibungkus dengan baju agama. MI adalah SD yang diberi baju agama; demikian pula dengan MTs dan MA.

Pendapat di atas mungkin benar secara tidak mutlak; tetapi dalam realitas banyak orang tua yang kecewa terhadap anaknya yang tamat pendidikan pada madrasah tidak mendapat ilmu agama dalam porsi memadai sesuai dengan predikat kemadrasahanya. Banyak orang mengeluh bahwa madrasah sekarang kehilangan identitas (rohnya); madrasah kita kehilangan apinya.

Sebaiknya para praktisi madrasah menyadari hal itu dan segera melakukan aktifitas pembenahan lembaga. Meningkatkan profesionalisme guru kiranya merupakan prioritas utama dalam aktifitas pembenahan tersebut. Menatar guru, melatih guru, menyekolahkan guru ke pendidikan lanjut, dan melibatkan para guru dalam berbagai kegiatan keilmuan (dunia) harus menjadi program utama dalam upaya peningkatan kualitas lembaga. Lalu bagaimana dengan masa depan madrasah kita? Hal ini sangat tergantung pada insan madrasah itu sendiri.

Sekian. and Terima Kasih


Mengenai Saya

Foto saya
Bantaeng, Sulawesi Selatan, Indonesia
Kepala SMP Islam Terpadu DII Dongkokang Kabupaten Bantaeng

Foto

Foto
Khitanan

Pengikut